"Barang siapa telah melakukan kezaliman kepada saudaranya, baik menyangkut harga diri/ kehormatan atau harta, maka pada hari ini hendaklah ia meminta dibebaskan (dihalalkan) sebelum datang hari di mana tidak berguna lagi dinar dan dirham. Apabila (orang yang berbuat zalim itu) mempunyai amal kebaikan/ kesalihan, maka kesalihannya akan diambil untuk saudaranya sebesar kezalimannya kepadanya. Dan apabila ia tidak mempunyai amal kebaikan, maka dosa amal buruk saudaranya itu akan ditimpakan kepadanya.†(HR Bukhari).
Dalam riwayat lain yang semakna, Rasulullah saw. bersabda, "Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang pada hari Kiamat datang membawa amalan shalatnya, puasanya, dan zakatnya. Pada saat yang sama, ia juga membawa dosa mencaci si fulan, membunuh si fulan, memakan harta si fulan. Pahala kebaikan-kebaikannya lalu diambil untuk diberikan kepada si fulan, si fulan, dan si fulan. Apabila kebaikannya habis sebelum dosanya tertebus, akan diambilkan dari kesalahan orang-orang yang terzalimi itu untuk ditimpakan kepadanya lalu ia dimasukkan ke dalam neraka.†(HR Muslim).
Memang sangat berat untuk meminta maaf atau minta dibebaskan (dihalalkan) dari dosa kesalahan Anda, apalagi kalau hal itu dapat menimbulkan efek hukum. Tetapi hukuman di akhirat jauh lebih berat. Kita tidak bisa membayangkan bagaimana sulitnya kalau di akhirat nanti orang itu tidak mau memaafkan Anda. Jika terasa berat sekali untuk mengakui kesalahan-kesalahan secara detail, mintalah maaf secara umum. Lalu mohonlah ampunan kepada Allah sebanyak-banyaknya, dan perbanyaklah perbuatan baik.
Hemat saya, jika Anda meminta maaf dengan cara yang baik-baik, mengakui kesalahan Anda, dan itu Anda lakukan semata-mata karena Allah dan takut hukuman yang lebih berat di akhirat nanti, kemungkinan besar orang itu justru akan memaafkan Anda.
Wallahu aâlam.
0 komentar:
Posting Komentar